Soal...
1.
Jelaskan peranan sikap keterbukaan
dalam ragam bahasa lisan!
2. Pada
ragam lisan, pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengaran. Jelaskan
dan beri contoh!
3. Cari
wacana yang membedakan pemanfaatan bahasa Indonesia pada tataran ilmiah, semi
ilmiah dan non ilmiah!
Jawab...
1.
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang
dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Adanya
keterbukaan dalam bahasa lisan dapat meninbulkan bahasa yang komunikatif antara
komunikan dan komunikator yaitu dengan cara menempatkan tekanan, nada,
dan durasi yang sesuai dengan pilihan kata yang tepat untuk mencapai tujuan
dimana pendengar mudah mengerti dan memahami isi pembicaraan.
2. Dalam
ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam
ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau
tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Berhubungan
dengan “Ketepatan Ucapan” dimana Seorang pembicara harus membiasakan diri
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi yang kurang tepat
atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang
menarik.pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang dianggap cacat bisa mengalihkan
perhatian pendengar.
Sehingga tidak terjadi
bahasa yang komunikatif dan efektif.
Contohnya :
a. Berbicara
dengan nada tinggi akan menimbulkan kesalahan persepsi orang lain karena
dianggap sedang marah dan kesal.
b. Terlalu
banyak bicara membuat orang bingung sehingga orang cenderung tidak
memperhatikan
3. a. Wacana
pada Tataran Ilmiah
Merupakan wacana yang memilki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Contoh makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi.
Contoh Wacana pada Tataran Ilmiah yaitu makalah. Makalah adalah karya tulis yang menyediakan permasalahan dan pembahasan sesuai dengan data yang telah didapatkan di lapangan dengan objektif.
b. Wacana pada Tataran Semi Ilmiah
Contoh wacana
semi ilmiah dalam sebuah editorial
Koran Korsel
Minta Samsung Berhenti Jadi Pencontek
TEMPO.CO, Seoul -
Samsung perlu menjadi "penggerak pertama" dan menciptakan gadget baru
sendiri, menurut sebuah editorial yang diterbitkan oleh JoongAng Ilbo,
salah satu koran terbesar Korea Selatan. Jika tidak, mereka akan selalu dalam
risiko terjerat dalam sengketa paten.
Baru-baru ini,
produsen elektronik terbesar di Korea Selatan ini kalah dalam gugatan paten
melawan Apple di pengadilan New York. Perusahaan ini diwajibkan membayar ganti
rugi US$ 1,05 miliar dolar AS.
Media Business Insider mencatat, strategi cepat Samsung dalam mencontek ditemukan dalam kategori lain produk mereka. Sebagai contoh,New York Times mencatat, Samsung menunggu harga LCD turun, kemudian membuat taruhan besar pada teknologi itu dan melemahkan Sony dan saingan lainnya di pasar TV layar datar.
Cara ini, kata Business Insider, tidak akan bekerja saat litigasi paten memanas. "Jadi Samsung harus menjadi lebih dari penemu jika ingin berada di bagian atas produsen penghasil gadget," tulis JoongAng Ilbo.
Dalam editorial yang lain, JoongAng Ilbo memberikan saran, antara lain mendorong lebih banyak startup seperti Facebook untuk mengatasi kurangnya inovasi dalam perekonomian Korea. (Sumber : koran.tempo.com)
Media Business Insider mencatat, strategi cepat Samsung dalam mencontek ditemukan dalam kategori lain produk mereka. Sebagai contoh,New York Times mencatat, Samsung menunggu harga LCD turun, kemudian membuat taruhan besar pada teknologi itu dan melemahkan Sony dan saingan lainnya di pasar TV layar datar.
Cara ini, kata Business Insider, tidak akan bekerja saat litigasi paten memanas. "Jadi Samsung harus menjadi lebih dari penemu jika ingin berada di bagian atas produsen penghasil gadget," tulis JoongAng Ilbo.
Dalam editorial yang lain, JoongAng Ilbo memberikan saran, antara lain mendorong lebih banyak startup seperti Facebook untuk mengatasi kurangnya inovasi dalam perekonomian Korea. (Sumber : koran.tempo.com)
c. Wacana pada Tataran Non Ilmiah
Merupakan wacana yang tidak terikat pada karangan baku. Contoh anekdot, editorial, opini, reportase, dll.
contohnya:
"AKU ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: Meletup tidak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan.”
Merupakan wacana yang tidak terikat pada karangan baku. Contoh anekdot, editorial, opini, reportase, dll.
contohnya:
"AKU ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: Meletup tidak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan.”
-------------------------------------
Nama : Nur Fadillah Ulfa
NPM : 15112454
Kelas : 3KA27
-------------------------------------
sumber: